Nilai penting dalam mencapai tujuan dan usaha-usaha untuk mencapainya adalah
sebanding dengan tujuan itu sendiri. Karena, sebagaimana diketahui oleh setiap
orang lewat fitrah pemberian Allah Swt, tidak ada apapun yang lebih penting
dalam hidup manusia disbanding pengetahuan. Dengan kata lain, tidak ada apapun
yang lebih bernilai dari pada seorang pelajar. Islam sebagai agama yang di
bangun atas fitrah hakiki kita, memberikan nilai sedemikian tinggi kepada
pelajar. Rasulullah Saw bersabda,
“seseorang yang terus belajar adalah kekasih Allah swt.”
Meskipun jihad, bejuang dijalan agama, adalah merupakan satu rukun iman, dan
sekalipun Rasulullah Saw telah memberikan perintah untuk berperang dan sebagian
kaum muslim harus turut serta, mereka yang sedang mempelajari ilmu-ilmu agama
dibebaskan dari kewajiban ini. Harus ada sejumlah orang muslim yang mencari
pengetahuan di tempat-tempat belajar.
Allah Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 122,
Allah Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 122,
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا
نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."
Semntara itu, guru adalah cahaya cemerlang pendidikan yang menghilangkan
bayang-bayang kebodohan dari dunia. Gurulah yang memimpin orang-orang buta dan
jahil secara batiniah unutk melihat dan mengetahui yang haq, dan membimbing
mereka ke negeri suci dan surga yang penuh dengan kebahagiaan. Jadi, islam
berpandangan bahwa guru harus dihormati dan dipatuhi sebagai seseorang yang
suci dan mulia dalam masyarakat. Dalam menjelaskan nilai pengetahuan dan
kedudukan tinggi orang-orang berilmu,
Al Qur’an berkata
dalam surat Al-Mujadilah ayat 11,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat."
Rasulullah Saw menghargai
orang-orang berilmu atau ulama, sedemikian rupa sehingga Beliau berkata, “kematian
satu kaum lebih ringan unutk ditangguhkan dan tidak begitu merugikan ketimbang
kematian satu orang berilmu.”
Begitu pula, Allah Swt
berfirman,
قُلْ
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"(Q.S. Az-Zumar :9)
Ayat ini menunjukkan
bahwa orang-orang berilmu dan orang-oang jahil tidaklah sama. Seorang berilmu
memiliki keunggulan esensial atas orang yang tidak pumya pengetahuan. Kita bisa
menyimpulkan ayat ini bahwa dalam berbicara tentang pengetahuan, Al Qur’an
tidak hanya mengartikan ilmu pengetahuan agama saja, tetapi merujuk pada segala
sesuatu yang bias mencerahkan manusia dan membantu mereka dalam masalah-masalah
dunia dan akhirat.Al Qur’an memandang pengetahuan sebagai kehidupan manusia
yang sesungguhnya dan berpandangan bahwa tanpa pengetahuan seorang manusia
tidak lebih dari jasad mati.
Disini lah peran seorang
guru bagi pelajar. Seorang guru harus bertanggung jawab atas kehidupan
muridnya,atas baik dan buruk pengetahuan yang diberikannya kepada muridnya.
Guru sebagai fokus serta sumber kehidupan bagi muridnya. Pabila pengetahuan
yang diberikannya kepada muridnya itu baik maka akan membawa kehidupan muridnya
bermanfaat bagi orang lain, dan jika sebaliknya maka mudorot akan menimpa
keduanya baik guru maupun muridnya disebabkan salahnya pengetahuan yang
diberikan seorang guru kepada muridnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar