Salah satu sifat yang dimiliki oleh pemimpin kita baginda
Rasulullah Saw. adalah sifat siddiq (jujur). Sifat inilah selalu diperintahkan
oleh Beliau kepada umatnya untuk selalu berbuat jujur. Jujur adalah sifat yang
gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena seseorang yang tidak terlibat
banyak masalah atau kepentingan akan mudah untuk mengatakan sesuatu dengan
jujur atau apa adanya. Tapi, apabila dia terlibat dengan suatu masalah dan
mempunyai suatu kepentingan maka sangat susah untuk mengatakan kejujuran.
Kecuali, tentu saja orang-orang yang konsisten dan berkomitmen dengan
kejujuran.
Kenyataan yang kita jumpai disekeliling kita adalah sangat
sulit mencari orang yang jujur. Baik jujur dalam ucapan maupun jujur dalam
tindakan atau pekerjaan. Ya, itu karena mereka yang tidak jujur tersebut
mempunyai kepentingan atau suatu kebutuhan. Sehingga, mereka melakukan
ketidakjujuran demi mencapai atau mendapatkan kepentingan tersebut.
Ada yang
mengatakan “jika jujur maka hancur”. Benarkah begitu?
Rasulullah Saw. bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ،
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ
وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Hendaklah kalian selalu jujur karena
kejujuran menuntun kepada kebajikan. Dan kebajikan menuntun ke syurga.
Sesungguhnya seseorang yang jujur ditulis disisi Allah sebagai orang yang
jujur”
Dari hadist di atas jelas bahwa kejujuran membawa ke syurga.
Jadi, tidak tepat jika ada yang mengatakan “jika jujur maka hancur”. Malah
sebaliknya, jujur akan membawa kenikmatan yang tak terkira, yaitu syurga. Jika
ada yang mengatakan “jujur hancur” kemungkinan itu adalah perkataan di
lingkungan yang mayoritas para pendusta, pembohong. Sehingga orang yang jujur
akan dimusuhi mayoritas pendusta ini.
Jika kita hidup ditengah para pendusta dan kita tetap
konsisten dengan kejujuran kita kemungkinan kita akan dimusuhi oleh para
pendusta tersebut dan kemudian kita didzalimi atau dijebak supaya kita yang
jujur ini “hancur”. Secara dhohir kita hancur di dunia. Tapi, syurga telah
menanti kita. Sebagaimana sabda Nabi tadi. Oleh sebab itu, Rasulullah Saw.
berpesan:
قُلِ الْـحـَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
“Katakan kebenaran walau pahit”
Dalam kondisi apapun beliau menyuruh kita untuk jujur, untuk
mengatakan kebenaran walau sangat sulit. Karena Beliau menjanjikan syurga bagi
orang-orang yang jujur. Di akhirat orang yang jujur akan dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur dan dimasukkan syurga. Di dunia orang yang jujur akan
disenangi dan dipercaya makhluk. Orang yang berbisnis dengan kejujuran akan
disenangi konsumen ataupun relasi bisnisnya. Seorang pejabat yang jujur akan
disenangi rakyatnya. Seorang pegawai yang jujur akan dicintai dan disukai
atasannya. Seorang suami yang jujur akan dicintai istrinya. Begitu juga sebaliknya.
Contoh nyata adalah baginda Nabi Muhammad Saw. Beliau sejak
kecil sudah terkenal dengan kejujurannya sehingga beliau dijuluki al-amin (yang
dipercaya). Ketika beliau berdagang selalu mengutamakan kejujuran. Termasuk
ketika membawakan dagangan Khadijah Ra. Akibat kejujurannya tersebut
dagangannya laris dan kemudian Khadijah tertarik dengan beliau dan menjadikannya
suami. Ketika beliau menerima wahyu dan menceritakan kepada masyarakat, banyak
yang mengimaninya karena mereka percaya bahwa Muhammad bukanlah pendusta.
Walaupun ada yang tidak mengimani itu disebabkan karena sifat egois dan gengsi
dari masyarakat Arab khususnya para pemimpin-pemimpin suku/kabilah.
Sebaliknya sikap dusta, bohong akan membawa kepada kejahatan
dan kejahatan akan mengantarkan ke neraka. Sebab satu kedustaan biasanya akan
diikuti oleh kedustaan-kedustaan yang lainnya sehingga kehidupannya selalu
dilingkupi oleh kedustaan. Bahkan sikat dusta ini merupakan salah satu
ciri-ciri orang munafik. Dan orang munafik akan ditempatkan di neraka paling
bawah. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 145:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ
مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”
Oleh karena itu, marilah kita selalu memegang sikap kejujuran
ini dalam kondisi dan situasi apapun. Karena hal ini merupakan perintah Allah.
Sebagaimana tercantum
dalam surat An-Nisa’ ayat 9 :
فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا
“Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”
Begitulah orang yang jujur akan mujur. Mujur karena mendapat
syurga dan dipercaya banyak orang dan dicintai Allah dan makhluk. Oleh karena
itu, jangan takut untuk jujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar