Minggu, 21 Mei 2017

Waktu Adalah Harta Termahal


 Kenapa waktu adalah harta termahal.? karna waktu itu cepat berlalu, dan jika sudah berlalu ia tak mungkin kembali. Oleh karena itu,waktu merupakan harta termahal bagi manusia. Rahasia mahalnya waktu itu karena ia merupakan sarana untuk setiap aktivitas,kreativitas,dan produktivitas manusia serta sebagai modal pokok bagi manusia baik secara individu maupun masyarakat.

Waktu bukanlah emas seperti yang sering dikatakan orang-orang selama ini,akan tetapi waktu itu lebih dari padea emas,permata,intan,berlian ataupun batu mulia. Oleh sebab itu, orang yang tidak menghargai nilai waktu,kelak hidupnya akan penuh penyesalan. Pada akhirnya ia akan menyadari betapa bernilai dan mahalnya waktu bagi amal dan kehidupan manusia.Di dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa ada 2 situasi saat manusia menyesal karena kehilangan waktu.
Pertama,saat pencabutan ruh dari jasad(kematian)
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
Kedua,ketika di akhirat saat manusia menerima balasa dari apa yang telah dikerjakan atau diusahakan.
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
 Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

Sabtu, 20 Mei 2017

Manfaat As Shabru(kesabaran)


      Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal shaleh.
      Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini. Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
   Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,(QS. Al Baqarah[1] : 45)
Dalam ayat lain,
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَن يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ 

“Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24).
     Allah juga berfirman, 
أُوْلَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَاماً 
“Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan [25] : 75).
   Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ 
 “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375). 

Jumat, 19 Mei 2017

Hikmah Sedekah



 Banyak orang yang meski termasuk orang mampu, tapi tidak mau bersedekah ketika tahu ada banyak orang di luar sana yang kurang mampu. Ada banyak keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Orang-orang seperti ini akan dimuliakan oleh Allah SWT dan mereka akan mendapat balasan luar biasa dari Allah SWT. Sedekah ternyata memiliki keutamaan yang besar . Ada banyak dalil yang bisa kita temukan, keutamaan serta keberuntungan para umat muslim yang tidak pernah melewatkan sedekah. Dengan mengetahui keutamaannya, kiranya kita bisa menjadi orang yang lebih sadar untuk melakukan sedekah di manapun.
Gambar terkait
Keutamaan Sedekah Dalam Islam Menurut Rasulullah SAW

1. Pahala Berlipat Ganda

Allah SWT dalam ayatnya menyebutkan bahwa pahala orang yang suka sedekah akan dilipatgandakan. Allah SWT berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

2. Naungan di Hari Akhir

Orang-orang yang bersedekah tidak perlu takut akan orang yang berbuat buruk kepadanya, karena Allah SWT akan selalu memberikan perlindungan dan naungan, bahkan saat di hari akhir nantinya. Rasulullah SAW menjelaskan tentang adanya 7 tipe manusia yang memperoleh naungan di hari akhir yang di mana di hari itu tidak akan ada naungan lain yang bisa didapatkan selain dari Allah Ta’ala. Salah satu jenis amalan itu merupakan manusia yang  gemar bersedekah dan melakukannya dengan menggunakan tangan kanannya.

رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalannya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” 


Kamis, 18 Mei 2017

Telur Hari Ini Lebih Baik Dari Ayam Esok Hari


Hasil gambar untuk telur dan ayamKita terkadang lupa akan sunatullah, bahwa waktu atau hari yang telah kita lewati itu pasti tidak akan kembali lagi. Sebagian mungkin berfikir, kita bisa berbuat hal yang sama seperti pada hari-hari sebelumnya, padahal disadari atau tidak itu pasti berbeda waktu, hari, tempat, dan lain-lainnya.
Ketika sekolah asrama dulu, kami sering dihadapkan dengan kegiatan-kegiatan yang selalu padat dan kami diajarkan untuk tidak menunda pekerjaan (yang bisa dikerjakan pada hari itu) ke hari selanjutnya, karena kami selalu di tekankan dengan prinsip ini:
بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ (baidhotul yaum khoirun min dajajatil ghad)
“Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.” 
 Sebagus-bagus dan sebaik-baiknya ayam esok hari, pasti lebih enak telur yang dimasak pada hari ini dan dimakan hari ini, karena ayam esok hari belum tersedia dihadapan kita, kita hanya bisa sebatas membayangkan ayam nya saja, rasa dan aroma nya pasti akan tersedia esok hari. Hari Kemarin adalah masa lalu dan sejarah kita, Hari ini adalah kenyataan yang harus kita tempuh, dan hari esok adalah harapan. Harapan yang kita panjatkan belum tentu sama dengan yang Allah rencanakan, Harapan yang kita inginkan belum tentu sejalan dengan yang Allah inginkan. Sekecil apapun pekerjaan yang bisa kita kerjakan pada hari ini, kerjakan!Sebesar apapun hasilnya setelah kita kerjakan, kerjakan!Tetap berharap untuk hari esok, tetap sempurnakan hari ini. Memang tidak akan terasa arti penundaan ketika kita mengucapkannya, akan terasa nanti ketika kita menyesali nya di esok hari

Rabu, 17 Mei 2017

Hikmah Tolong Menolong




Tolong menolong merupakan salah satu ibadah dalam kehidupan muslim yang sangat dianjurkan oleh syariat Islam untuk memberi pertolongan secara ikhlas dan Allah Swt memberi pahala yang sama di akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah Saw: “Orang Islam adalah bersaudara, sesama Islam tidak boleh mendzaliminya dan membebani dengan sesuatu yang memberatinya dan siapa yang menunaikan sesuatu hajat saudaranya, maka Allah akan menunaikan hajatnya, dan barang siapa yang melepaskan sesuatu bala orang Islam, Allah akan melepaskan segala bala kesusahannya di akhirat, dan siapa yang menutup suatu aib orang Islam, Allah akan menutup aibnya di hari kiamat.” 
Berdasarkan hadis di atas, dapat kita ketahui bahwa betapa besar pahala orang-orang yang suka memberi pertolongan kepada orang lain, sekiranya pertolongan itu adalah ikhlas karena Allah Subḥānahu wa Ta’ālā . Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri kita untuk senantiasa tolong menolong dalam hal kebaikan dan meninggalkan tolong menolong dalam hal kejelekan. sebagaimana Allah Subḥānahu wa Ta’ālā berfirman;
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”(QS. Al-Maidah: 2)
  Jika kita telah terbiasa menerapkan konsep ta’awun dalam Islam ini, maka kita akan senantiasa peduli terhadap kesulitan orang lain dan berusaha semaksimal mungkin menolongnya. Begitu pula dengan pahala, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  akan melimpahkan pahala yang besar terhadap hamba-Nya yang senantiasa melakukan tolong menolong dalam kebaikan. Semoga kita semua termasuk hamba-Nya yang selalu melakukan hal tersebut. Amin. Wallahu a’lam.

Minggu, 14 Mei 2017

Tangisan Untuk Allah SWT

Tangisan untuk Allah swt. mempunyai banyak sekali keuntungan. Diantara keuntungan yang tidak terkira yang akan diperoleh orang yang menangis karena Allah adalah:

  1. Berada dalam naungan ‘Arsy


Nabi ﷺ telah berjanji, bahwa orang yang menangis karena Allah, akan menjadi salah satu dari tujuh golongan yang akan Dinaungi Allah dalam naungan-Nya di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
  1. Aman dari azab Allah
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.”
Tidaklah air mata menyentuh satu tempat pun kecuali dia akan menjaganya. Tidaklah air mata menyentuh satu anggota badan pun kecuali neraka diharamkan menyentuhnya.
  1. Berada dalam naungan kecintaan Allah
Dari Abu Umamah radhiyallahu ’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Sedangkan dua bekas itu adalah bekas-bekas fii sabilillah (jihad) dan bekas-bekas mengamalkan kewajiban Allah.” 
  1. Diampuni dasa-dosanya
Abu Yahya, Malik bin Dinar menyatakan bahwa menangisi satu kesalahan dapat menggugurkan banyak kesalahan, sebagaimana angin yang menggugurkan daun-daun yang kering. Meskipun dua orang malaikat senantiasa menghitung nafas-nafasmu dan merekam suaramu yang pelan, serta selalu menuliskan dalam catatan amal dan tidak mengenal lupa. Namun dalam menghadapi tangisan, kondisinya bisa berbeda.
  1. Tanda taubat yang benar
Dari pengamatannya terhadap kondisi kaum mukminin, Yahya bin Mu’adz berpendapat bahwa tanda orang yang bertaubat adalah meneteskan air mata, senang berkhalwat (menyendiri untuk beribadah kepada Allah), serta mau melakukan muhasabah atas semua keinginannya. (Shifatu Shafwah: 4/61).
Bahkan sebagian ulama menetapkan bahwa pohon taubat itu tidak pernah berhenti menyerap air selama-lamanya kecuali disiram dengan air mata.
  1. Syi’ar hati yang hidup
Jika ujung kayu yang kering dimasukkan ke dalam api, niscaya ujung yang satunya akan berkeringat. Demikian juga hati, jika dibakar dengan penyesalan terhadap dosa, niscaya kedua mata akan mencucurkan air mata, anggota badan akan melembutkan dengan sikap tunduk dan hati menjadi lembut dengan taubat dan khusyuk.
Maka, wahai orang-orang yang telah lama menghilang dari majelis (ilmu), jika hatimu khusyuk dan matamu mengalirkan air mata ketika menerima nasihat, maka di sana masih ada harapan. Jika tidak, maka semoga Allah memperbesar pahalamu dan memperbagus akhir hidupmu.